Poster ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Komunikasi yang mengusung tema pariwisata
Planner's World
Sabtu, 13 Juni 2015
Pengembangan Industri Pariwisata di Wilayah Pesisir Pantai Selatan D.I.Yogyakarta
Pengembangan objek pariwisata di wilayah
pesisir pantai selatan Yogyakarta muncul sebagai industri baru yang diharapkan
dapat mendongkrak pendapatan daerah (Nandi,
2008). Akhir-akhir ini, banyak para wisatawan baik
wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke wilayah pesisir pantai
selatan Yogyakarta, terutama daerah Kabupaten Gunung Kidul.
Objek wisata Gunung Kidul ini ramai
dikunjungi para wisatawan karena keindahan alam dan pesona bahari nya yang
dapat memikat hati para pengunjung. Namun sayangnya keindahan objek wisata
tersebut sebagian tidak diiringi dengan baiknya fasilitas, sarana, dan
prasarana. Oleh karena itu, terdapat dua hal yang harus diperhatikan oleh
pemerintah diantaranya pengelolaan objek wisata dan strategi pengembangan pariwisata. Pengelolaan objek wisata tersebut dapat
berupa pembangunan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan lain bagi
wisatawan, seperti halnya pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur
itu dapat berupa pembangunan jalan dan jembatan. Pembangunan prasarana jalan
dan jembatan, merupakan salah satu sub sektor infrastruktur yang memiliki fungsi
aksesibilitas untuk membuka daerah kurang berkembang dan fungsi mobilitas untuk
memacu daerah yang telah berkembang(Purwoto
& Kurniawan, 2009).
Dengan adanya jalan dan jembatan tersebut, akan mempermudah para wisatawan
mengakses objek wisata yang ingin mereka tuju. Begitu juga dengan fasilitas
yang disediakan. Pengunjung akan semakin tertarik apabila fasilitas yang
ditawarkan dapat memberikan kenyamanan bagi para pengunjung. Selain pengelolaan
objek wisata, hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah yaitu strategi pengembangan
pariwisata, dimana pengembangan pariwisata ini melibatkan masyarakat setempat.
Hal ini penting karena pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata(DTW), sama
sekali tidak melibatkan masyarakat setempat, akibatnya tidak ada sumbangsih
ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar(Soebagyo,
2012).
Jadi,
pengembangan objek pariwisata di wilayah pesisir pantai selatan Yogyakarta tersebut
harus diperhatikan kembali fasilitas, sarana, dan prasarananya yaitu dengan
cara mempertimbangkan pengelolaan objek wisata tersebut serta membuat strategi
pengembangan pariwisata agar banyak para wisatawan yang tertarik untuk
mengunjungi objek wisata yang ada di wilayah pesisir pantai selatan Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Selasa, 07 Oktober 2014
Pemanfaatan Ruang sesuai Peruntukkan di Perumahan
Pemanfaatan Ruang sesuai Peruntukkan
di Perumahan
Populasi penduduk Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat. Meningkatnya angka kelahiran penduduk Indonesia mengakibatkan tingginya biaya hidup serta padatnya permukiman dalam suatu wilayah. Akhir-akhir ini banyak pembangunan perumahan di berbagai wilayah. Kawasan perumahan itu sendiri merupakan kawasan yang luasannya paling dominan di kota yaitu sekitar 50-60 persen dari luas wilayah kota. Pada dasarnya, perumahan dibangun untuk mengurangi titik kepadatan pada daerah atau wilayah tertentu. Perumahan merupakan salah satu hunian yang dibutuhkan banyak kalangan untuk menjadi tempat tinggal yang nyaman. Tentu masyarakat menginginkan perumahan yang ideal. Bagaimanakah perumahan yang ideal itu? Perumahan yang ideal yaitu setidaknya bebas dari bencana banjir, letak perumahan strategis, memiliki lahan kosong untuk fasilitas sosial, dimana area tersebut diletakan sebaik mungkin pada site plan rencana perumahan agar nantinya dapat dimanfaatkan oleh warga untuk berbagai aktifitas umum seperti tempat bermain anak-anak, membangun tempat ibadah dll. Pada dasarnya, perumahan yang ideal sudah terencana yaitu 40% untuk ruang terbuka hijau dan sisanya 60% untuk bangunan rumah serta fasilitas umum.
Dengan adanya perumahan sudah pasti pengembangan pemanfaatan perumahan tersebut nantinya akan dikelola oleh warga, dimana warga yang akan merencanakan pembangunan lain seperti masjid, taman hijau, gedung pertemuan, tempat bermain, dll. Namun pada kenyataannya banyak perumahan yang tidak dapat merealisasikan fasilitas-fasilitas tersebut karena lahan yang terbatas, seperti halnya pada perumahan yang saya tinggali sekarang, dimana ruang hijau dan fasilitas lain yang kurang memadai karena lahan yang terbatas. Selain itu juga terlalu banyaknya bangunan sehingga memberikan efek yang padat. Oleh karena itu, setidaknya masyarakat yang tinggal di perumahan perlu merencanakan fasilitas-fasilitas umum agar kesannya perumahan itu tidak hanya berisi rumah-rumah saja namun ada pula lahan yang dapat dimanfaatkan oleh semua warganya.
Jadi, untuk mengembangkan pemanfaatan suatu perumahan tidak hanya memperhatikan bangunan rumahnya saja tetapi lingkungan disekitar serta fasilitas-fasilitas umum juga perlu diperhatikan. Selain itu, pembangunan fasilitas tersebut juga disesuaikan dengan perumahan yang ada.
Langganan:
Postingan (Atom)